Sepatu Modern dari Bahan Tradisional
Elvira Waliputri (26) misalnya. Perempuan yang sedang mempersiapkan pernikahannya ini mencoba bisnis penjualan sepatu. Berbeda dengan sepatu lain yang menggunakan bahan dasar kulit, Vira justru memanfaatkan kain tenun khas beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya, tenun lurik khas Klaten, Jawa Tengah.
Di tangannya, bahan kain yang biasa digunakan untuk membuat pakaian ini diubahnya menjadi alas kaki yang cantik. Beberapa model pun ia tawarkan. Dari model sepatu berhak tinggi atau high heels model pumps sampai flats shoes.
Salah satu koleksi yang menarik adalah pumps bermotif lurik. Sepatu yang memiliki tinggi 9 cm itu memiliki corak warna merah tua dan hijau tua. Bentuknya simpel namun memiliki ketegasan warna yang jelas. Garis-garis yang terpancar dari setiap lurik bahan itu menampakkan sisi elegan bagi pemakainya. Bentuk yang sama juga tampak pada koleksi sepatu lain dari bahan tenun khas kalimantan dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
High heels itu cocok digunakan kaum perempuan dewasa. Tak hanya untuk acara formal, sepatu simpel itu dapat digunakan pada acara santai dengan paduan busana yang santai pula seperti celana leging dan kaos.
Pada koleksi lainnya, Vira terfokus pada selera perempuan ABG yang energik. Ia pun menciptakan flat shoes. Menggunakan bahan yang sama, Vira memadukan benang goni untuk memberikan aksen di tepian sepatu. “Biar kesan tradisional dan klasiknya semakin terasa,” katanya sata dijumpai Joglosemar di butiknya, Veewee_Fashion. Selain motif tenun Kalimantan dan NTT, Vira menggunakan motif tribal, sebuah motif bergambar segitiga.
Koleksi sepatu tersebut dapat ditemui di butik Veewee Fashion yang berlokasi di Perum Fajar Indah, tepatnya di Jalan Raya Baturan no. 4. Di butik yang juga mengesankan eksotik karena interiornya dari bambu dan kayu-kayu bekas itu, sepatu trendi nan cantik itu dipajang di kotak-kotak kayu tua. Untuk harganya sepatu tersebut dibanderol mulai Rp 265.000 – Rp 450.000. Pembeli pun dapat memesan ukuran dan motif sesuai selera mereka. Bernadheta Dian Saraswati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar